Seiring meningkatnya transaksi pengiriman uang atau remitans dari tenaga kerja Indonesia di luar negeri, semakin banyak bank yang mulai serius menggarap bisnis ini. Selain fee based income, bank juga berpotensi mendapat keuntungan selisih kurs dari bisnis remitans. Hampir semua bank besar belakangan cukup intensif mengembangkan layanan remitans. BNI, misalnya, terus memperluas jaringan remitans hingga ke Rusia dan Jerman. Bank Mandiri beberapa waktu lalu membuka kantor perwakilan remitans di Malaysia. Terakhir, BRI meluncurkan jasa remitans yang ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman dengan lima bank counterpart dari Malaysia, Hongkong, dan Uni Emirat Arab, akhir pekan lalu di Malang, Jawa Timur. Direktur UMKM BRI Bambang Supeno mengatakan, salah satu yang melatarbelakangi peluncuran jasa remitans adalah ditetapkannya BRI sebagai salah satu anggota pokja pembiayaan TKI. Menurut Bambang, ke depan BRI akan menggarap bisnis remitans melalui sistem tertutup (close system refinancing). BRI akan menyalurkan kredit ke perusahaan jasa TKI serta kredit untuk pelatihan dan pemberangkatan TKI. Selanjutnya, cicilan kredit TKI akan dibayarkan majikan ke rekening BRI TKI melalui kantor perwakilan BRI atau bank counterpart di luar negeri.
Potensi besar
Sekretaris Perusahaan BRI Muhamad Ali menjelaskan, BRI memiliki potensi besar untuk menggarap bisnis remitans TKI. Itu karena BRI memiliki 6.600 kantor jaringan online yang tersebar di seluruh pelosok negeri sehingga memudahkan transaksi. Bank-bank berlomba menggarap bisnis remitans karena uang yang berputar dari bisnis ini cenderung terus membesar seiring makin banyaknya TKI di luar negeri. Data Bank Indonesia menunjukkan, kiriman uang TKI dari luar negeri yang dikelola oleh bank pada tahun 2008 mencapai Rp 61 triliun, sementara yang dikelola penyelenggara kegiatan usaha pengiriman uang sebesar Rp 940,83 miliar. Kiriman uang TKI cenderung terus meningkat. Pada tahun 2006 sebesar Rp 50 triliun, tahun 2007 jumlahnya naik menjadi Rp 55 triliun, dan tahun 2008 mencapai Rp 61 triliun. Nilai pengiriman uang TKI terbesar pada tahun 2008 berasal dari Malaysia, mencapai Rp 21,5 triliun. Dari Arab Saudi Rp 20 triliun serta sisanya dari negara-negara lain, seperti Hongkong, Korea Selatan, dan Jepang. Jumlah TKI yang bekerja di Malaysia dan Arab Saudi memang relatif besar jika dibandingkan dengan yang bekerja di negara-negara lain. Menurut Muhamad Ali, untuk meningkatkan bisnis remitans dengan segmen pasar TKI, BRI melakukan pengembangan produk remitans yang didukung dengan sistem berbasis host to host untuk transaksi kerja sama antar-counterparty remittance luar negeri. Langkah BRI ini juga diharapkan menjadi sarana proses edukasi perbankan kepada TKI. Kurangnya pengetahuan TKI tentang layanan transfer uang melalui jalur formal (perbankan dan lembaga remitans) membuat TKI memanfaatkan jalur pengiriman uang nonformal (tekong). Namun, hal itu rawan dimanfaatkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. ”Untuk melindungi kepentingan TKI dalam pengiriman uang, sangat diperlukan dukungan infrastruktur sistem keuangan yang mudah, cepat, aman, dan berbiaya rendah,” kata Ali. Saat ini jumlah TKI sebanyak 6 juta orang. Malaysia dan Arab Saudi merupakan negara tujuan utama TKI. (FAJ)
Sumber: Kompas
Comments :
0
komentar to “Uang TKI Ramai Digarap Bank; Kiriman Uang ke Indonesia Terus Meningkat”
Comments :
Post a Comment