Download

google_language = ‘en’

Besar Mana Remunerasi TNI atau Polri?

VIVAnews - Anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Negara Republik Indonesia sebentar lagi akan bersuka cita. TNI dan Polri mendapatkan tunjangan kinerja (remunerasi) yang sebentar lagi akan cair. Dalam pelaksanaan reformasi birokrasi, kedua instansi itu telah disetujui Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Dampaknya, pemberian remunerasi itu dapat melambungkan pendapatan anggota TNI dan Polri. Tunjangan itu di luar gaji pokok TNI dan Polri. Di antara kedua instansi tersebut? Siapa yang mendapatkan tunjangan lebih tinggi?

Menurut data VIVAnews.com, dalam Peraturan Presiden RI Nomor 72 Tahun 2010 tentang Tunjangan Kinerja Pegawai di Lingkungan Tentara Nasional Indonesia (TNI), disebutkan tunjangan kinerja TNI terdiri atas 19 kelas jabatan. Kelas jabatan tertinggi atau 19 mendapatkan tunjangan kinerja sebesar Rp29,22 juta. Untuk kelas di bawahnya yaitu ke-18 sebesar Rp21,64 juta, kelas 17 (Rp17,47 juta), dan kelas 16 mendapat tunjangan Rp12,94 juta. Sementara itu, untuk kelas jabatan di tengah-tengah seperti kelas jabatan 9 mendapatkan tunjangan kinerja Rp2,24 juta. Dan untuk kelas jabatan terendah mendapat remunerasi Rp924 ribu untuk kelas jabatan 2. Selanjutnya, menurut Peraturan Presiden No. 73/2010 tentang Tunjangan Kinerja Pegawai di Lingkungan Kepolisian Negara RI mendapatkan tunjangan tertinggi sebesar Rp21,3 juta di kelas jabatan 18. Untuk kelas di bawahnya yaitu kelas 16 sebesar Rp16,21 juta, kelas 15 (Rp8,57 juta), dan kelas 14 sebesar Rp6,23 juta. Untuk kelas di tengah-tengah atau kelas 8 mendapatkan tunjangan sebesar Rp1,45 juta dan kelas paling rendah atau ke-2 mendapatkan tunjangan kinerja Rp553 ribu. Berikut perbandingan tunjangan kedua instansi itu:

No

Kelas Jabatan

Tunjangan Kinerja TNI

Kelas Jabatan

Tunjangan Kinerja Polri

1

19

Rp29.226.000



2

18

Rp21.649.000

18

Rp21.305.000

3

17

Rp17.471.000

17

Rp16.212.000

4

16

Rp12.942.000

16

Rp11.790.000

5

15

Rp9.586.000

15

Rp8.575.000

6

14

Rp7.101.000

14

Rp6.236.000

7

13

Rp5.462.000

13

Rp4.797.000

8

12

Rp4.202.000

12

Rp3.690.000

9

11

Rp3.232.000

11

Rp2.839.000

10

10

Rp2.693.000

10

Rp2.271.000

11

9

Rp2.245.000

9

Rp1.817.000

12

8

Rp1.870.000

8

Rp1.453.000

13

7

Rp1.626.000

7

Rp1.211.000

14

6

Rp1.414.000

6

Rp1.010.000

15

5

Rp1.230.000

5

Rp841.000

16

4

Rp1.118.000

4

Rp731.000

17

3

Rp1.016.000

3

Rp636.000

18

2

Rp924.000

2

Rp553.000

19

1

-

1

-

Sumber: vivanews.com, Selasa, 25 Januari 2011

Crop Circle di Sleman; Ratusan Orang Naik Bukit Demi 'Jejak UFO' DIY

VIVAnews - Ratusan orang menjejali lokasi persawahan yang memiliki jejak geometris aneh di Dusun Jogomangsan, Jogotirto, Berbah, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Warga rela mendaki bukit untuk melihat crop circle atau pola simetris berbentuk lingkaran yang diduga lokasi pendaratan UFO dari atas. Pantauan VIVAnews.com, tiga bukit mengapit lokasi jejak geometris aneh di lokasi itu sejak Senin 24 Januari 2011, pagi. Bukit terpendek menjadi lokasi favorit warga untuk melihat jejak aneh itu dari atas. Untuk naik ke atas bukit, warga membutuhkan waktu sekitar 15 menit. Belum lagi ditambah jalan yang licin dan sedikit berbahaya. Warga memilih naik ke bukit Gunung Suru, karena pemandangan dari atas tampak terlihat jelas. Lokasi yang diduga jejak pendaratan UFO berada di atas sekitar enam sampai tujuh petak sawah yang siap panen. Sawah yang menjadi jejak geometris aneh itu berada di sebelah barat pinggiran jalan pedesaan. Kini, ratusan warga masih berjejalan di lokasi yang menjadi pusat perhatian. Tali tambang membentang di lingkaran jejak aneh itu. Tali itu untuk membatasi agar tidak ada warga yang masuk ke lokasi. Hingga kini belum ada penjelasan ilmiah terkait jejak aneh di Sleman itu. Seorang warga Edi Winarno yang sempat masuk ke lokasi bersama pemilik sawah menceritakan kesaksiannya. Kata dia, pola yang terbentuk sangat rapi, tidak ada padi yang patah. "Saat itu tanah di situ terasa hangat, kalau dari bentuknya seperti pesawat luar angkasa," kata Edi kepada VIVAnews.com.

Crop Circle Sleman Terbentuk Sabtu Malam

Crop circle atau pola simetris yang terbentuk di persawahan Berbah, Sleman, diduga terbentuk pada Sabtu 22 Januari 2011 malam. Ngadiran (60 tahun), salah satu pemilik sawah, menyatakan, pada Sabtu tengah malam itu sudah melihat padi di sawahnya rubuh. "Tidak tahu kejadiannya jam berapa," katanya ditemui di dekat lokasi, Senin 24 Januari 2011. Awalnya, Ngadiran mengira padinya rubuh karena dilewati hewan besar yang turun dari Merapi. Namun paginya, setelah melihat potret dari seorang anak bernama Rozi memotret dari ketinggian, terlihat bahwa padi yang rubuh itu membentuk detil misterius yang mirip fraktal. Pemilik sawah yang lain, Fahrurrozi, menyatakan pola itu membentang di enam kotak sawah. Satu kotak sawah berukuran 10x10 meter. Kini area persawahan di mana pola aneh itu terbentuk dipagari tali rafia oleh warga. Tak boleh ada yang masuk. Seorang warga Edi Winarno yang sempat masuk ke lokasi bersama pemilik sawah menceritakan kesaksiannya. Kata dia, pola yang terbentuk sangat rapi, tidak ada padi yang patah. "Saat itu tanah di situ terasa hangat, kalau dari bentuknya seperti pesawat luar angkasa," kata Edi. Namun Edi menyangsikan jika pola misterius itu adalah akibat dari pendaratan UFO. "Tapi persoalannya ada di bawah jaringan kabel Sutet, bagaimana pesawat bisa mendarat ya?" kata dia.

Sumber: VIVAnews.com, Senin 24 Januari 2011

Sekjen PAN Apresiasi Wacana Duet Ani-Hatta

VIVAnews - Sekretaris Jenderal PAN Taufik Kurniawan mengapresiasi wacana yang menduetkan Ketua Umum PAN Hatta Rajasa dengan Ani Yudhoyono. Namun, PAN lebih memilih fokus pada konsolidasi internal. "Kami mengharapkan situasi internal tetap solid melakukan kerja untuk rakyat. Sekarang sedang konsolidasi langkah strategis. Belum pikirkan itu (duet Hatta-Ani)," kata Taufik, Selasa 4 Januari 2011. Menurut Taufik, tahun ini sebaiknya dioptimalkan untuk fokus kinerja pemerintahan. "Jangan buat bingung rakyat dengan saling lempar wacana, khawatirnya menyangkut yang konkret dalam pembangunan malah terbengkelai," katanya. Pada kesempatan itu, Taufik pun mengomentari komunikasi intensif yang dilakukan PDI-P dengan Demokrat. Dia menilai hal ini masih dalam taraf wajar. "Komunikasi tidak bisa halangi siapapun." Setidaknya ada tiga partai besar, baik langsung ataupun tak langsung, melempar nama capres-cawapres ke publik, yaitu Demokrat, PDI-P, dan Golkar. Ruhut Sitompul, dari Partai Demokrat, misalnya menggaungkan kemungkinan pencalonan Ani Yudhoyono, istri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Selanjutnya, PDIP melalui Taufik Kiemas juga memunculkan nama Puan Maharani, putri semata wayangnya dengan Megawati Soekarnoputri, sebagai cawapres 2014 dari kaum muda. Golkar pun lewat Ketua DPP-nya Priyo Budi Santoso pernah mengungkapkan nama Aburizal Bakrie sedang dipertimbangkan internal partai untuk dimajukan sebagai capres 2014. Tentu, dengan catatan apabila yang bersangkutan bersedia. Sejauh ini, kata Priyo, Aburizal belum menyatakan kesediaannya.

Sumber: Vivanews.com, Selasa, 4 Januari 2011