Download

google_language = ‘en’

Rahasia Pernikahan Bahagia : "No Sex Before Marriage"

Jakarta (ANTARA News) - Studi terbaru menyimpulkan bahwa pasangan yang tidak berhubungan seks sebelum menikah akan memiliki hubungan yang lebih kuat di masa depan. Para peneliti di School of Family Life, Brigham Young University di Utah Amerika Serikat mewawancarai 2.035 suami-istri soal hubungan intim pertama mereka. Analisa hasil wawancara menunjukkan bahwa pasangan yang berhubungan intim setelah jadi suami-istri, memiliki hubungan yang jauh lebih sehat dibandingkan yang mulai bersetubuh sejak awal pacaran. Pasangan yang melakukan "no sex before marriage" punya 22 persen lebih tinggi dalam stabilitas hubungan, 20 persen lebih baik dalam tingkat kepuasan hubungan, Mereka juga 15 persen lebih bagus dalam kualitas seks dan 12 persen lebih bagus dalam komunikasi suami-istri. Bagaimana terhadap pasangan yang mulai berhubungan intim setelah mereka lama pacaran, tapi sebelum jadi suami-istri? jawabnya, hanya setengah dari angka-angka di atas. Menurut para peneliti, hubungan seks sebelum menikah artinya pasangan terlalu menekankan soal fisik dalam hubungan mereka, bukannya soal percaya, setia, dan komitmen.

Profesor Dean Busby, pemimpin penelitian itu, mengemukakan "Banyak penelitian dengan topik tersebut memfokuskan diri pada pengalaman individu tentang seks. Hubungan pasangan bukanlah sekedar seks, dan penelitian kami menemukan bahwa mereka yang menunggu hingga jadi suami-istri akan lebih bahagia dalam aspek seksual. Saya pikir ini karena mereka lebih dulu belajar untuk bicara satu sama lain dan melatih diri untuk menyelesaikan masalah." Pendapat tersebut didukung oleh Mark Regnerus, penulis buku "Premarital Sex in America". Menurut dia, pasangan belum menikah tapi sudah berhubungan intim, banyak merasakan hubungan mereka tak cukup terbangun. Ini mereka rasakan saat waktunya hubungan harus lebih stabil dan saling percaya. "Apapun agama mereka, menunggu hingga jadi suami-istri akan membuat proses komunikasi jadi lebih baik dan meningkatkan mutu stabilitas hubungan pada jangka panjang dan kepuasan menjalani hidup dengan pasangan." (A038/A038/BRT)

Sumber: Antara, Jumat, 24 Desember 2010

Hermawan Kartajaya: Nabi Muhammad Itu Berkarakter Pemasaran

Surabaya (ANTARA News) - Ahli pemasaran (marketing) Dr (HC) Drs Ec Hermawan Kartajaya MSc FCIM (UK) menilai Nabi Muhammad SAW itu merupakan seorang nabi yang memiliki karakter marketing. "Sebagai pemeluk Katholik, nabi saya saja bukan ahli perdagangan, tapi Nabi Muhammad SAW itu pedagang dan dalam dirinya melekat karakter pemasaran," katanya di Surabaya, Rabu. Setelah penganugerahan gelar kehormatan Doktor Honoris Causa di bidang filsafat pemasaran dari ITS kepada dirinya, ia mengatakan Nabi Muhammad SAW itu bukan hanya pedagang, tapi dia memiliki karakter Al Amin atau jujur. "Al Amin itu karakter, dan karakter itu melebihi `branding` (merek)," kata penggagas Museum `Marketing 3.0` berkelas dunia di Ubud, Gianyar, Bali itu. Menurut penulis buku-buku marketing yang diterjemahkan dalam 20 bahasa non-Bahasa Inggris itu, marketing itu bukan hanya penjualan atau kalkulasi untung-rugi, namun marketing itu meliputi rasional, emosional, dan spiritual. "Karena itu, saya menggagas marketing 3.0 atau perusahaan dengan spiritual yakni kejujuran. Jadi, marketing itu bukan hanya rasio dengan produk yang bagus, atau marketing juga bukan hanya emosional dengan produk yang memuaskan, tapi kejujuran juga menentukan," katanya. Didampingi Rektor ITS Surabaya Prof Ir Priyo Suprobo, pendiri MarkPlus Inc itu mengaku orang menyangka perkembangan internet akan mendorong untuk berbuat tidak jujur. "Bagi saya, hal itu justru sebaliknya, karena internet akan memaksa orang menjadi beragama, karena siapa saya yang tidak jujur akan menjadi sangat transparan dan tidak ada yang bisa disembunyikan," katanya.

Namun, katanya, gagasan "Marketing 3.0" yang mengedepankan kejujuran itu masih banyak dicibiri orang, karena mereka belum percaya, sebab ada orang yang tidak jujur tapi sukses. "Saya yakin, ke depan, marketing yang berkesinambungan itu dibangun atas dasar rasionalitas, emosional, dan spiritual. Kalau tidak jujur akan sulit disembunyikan, apalagi orang Indonesia itu pengguna facebook nomer dua dan pengguna twitter nomer enam di dunia," katanya. Bahkan, ia meyakini Marketing 3.0 yang merujuk pada karakter Nabi Muhammad SAW itu akan membuat marketing di Indonesia lebih maju daripada negara lain, termasuk Amerika. "Nanti, orang Amerika harus `iqra` (membaca atau belajar) tentang pemasaran kepada orang Indonesia," katanya, didampingi Direktur Nanyang Technopreneurship Center, Singapura, Hooi Den Huan PhD. Dalam kesempatan itu, Rektor UI Prof der Soz Gumilar R Somantri menilai Hermawan Kartajaya merupakan doktor kehormatan yang Islami daripada orang Islam sendiri. "Beliau lebih Islami, karena filsafat marketing yang digunakan dari ajaran Islam, karena itu masyarakat Muslim hendaknya belajar kepada beliau untuk lebih meyakini keindahan Islam itu," katanya.

Sumber: Antara, Kamis, 16 Desember 2010

Parpurna RUUK DIY; Politisi Senayan: Mendagri, Turun dari Podium

VIVAnews - Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi menjadi salah satu orang yang paling dikecam publik belakangan ini karena lontaran komentar-komentarnya terkait Rancangan Undang-undang Keistimewaan Yogyakarta. Kecaman publik tersebut tak disangka merembet ke Senayan hari ini. Saat sang menteri baru naik ke podium sebagai wakil Pemerintah untuk memberikan sambutan dalam Sidang Paripurna DPR RI sehubungan dengan disahkannya RUU Partai Politik yang baru, kecaman sudah berdatangan. Belum sempat ia memberikan sambutan, Sidang Paripurna mendadak gaduh. "Turun! Turun! Bapak harus turun!" beberapa anggota DPR berteriak dari kursi mereka dalam sidang, Kamis 16 Desember 2010 itu. Mendagri pun terdiam di depan podium sambil mengamati situasi yang memanas. Pimpinan sidang, Wakil Ketua DPR Pramono Anung, mencoba untuk menetralisir suasana. "Tolong interupsi ditahan dulu. Mendagri di sini sebagai wakil Presiden," kata Pramono. Namun ketegangan tak kunjung mereda. Mendagri tetap memberikan sambutan singkat. Intinya, ia berterima kasih kepada DPR karena telah menyelesaikan pembahasan RUU Parpol bersama pemerintah. Sambutan itu tak lebih dari semenit, dan Gamawan segera turun dari podium untuk menyerahkan draf RUU Parpol -- yang kini telah menjadi UU -- kepada pimpinan sidang. Tak berlama-lama, ia pun keluar dari ruang sidang. Di luar ruang sidang, Mendagri tampak geram. "Katanya negara demokrasi., lantas kenapa saya tidak boleh berbicara? Saya ini di sini karena ditugaskan oleh Presiden untuk berbicara!" kata mantan Gubernur Sumatera Barat itu tanpa tendeng aling-aling. "Saya kecewa! Saya tidak boleh bicara, tapi dia (anggota dewan) boleh bicara. Saya ini Menteri Dalam Negeri, maka saya wajib bicara! Pemerintah diam dibilang salah, mau menjelaskan juga salah!" kata Gamawan dengan nada tinggi.

Gamawan tak menampik apabila kemungkinan dirinya dijadikan sasaran tembak oleh lawan-lawan politiknya untuk di-reshuffle. "Saya tak takut. Tolong catat, saya punya harga diri!" kata sang menteri dengan emosi tinggi. Sebelumnya, saat pembukaan sidang paripurna, anggota DPR dari Fraksi PDIP, Arya Bima, sempat melontarkan kritikan pedas kepada Mendagri. Ia menilai Mendagri terlalu latah dan tidak bersikap negarawan karena mengatakan aksi puluhan ribu rakyat Yogya yang turun ke jalan pada 13 Desember kemarin, tidak mewakili aspirasi seluruh warga Yogya yang berjumlah jutaan. "Saudara tidak bisa melihat secara komprehensif. Ini menunjukkan kependekan akal Saudara!" kata Arya dalam interupsinya. Seandainya interupsi Arya tak dipotong pimpinan sidang, mungkin ia masih akan melontarkan rentetan kata-kata pedas lainnya. Sekjen PDIP sekaligus Ketua Fraksi PDIP, Tjahjo Kumolo, juga ikut mengecam Gamawan. "Mendagri sebagai pembina politik rupanya tak paham aspirasi politik, karena menafikan sikap politik DPRD Yogya yang sah. Apa dia mau mengebiri peran DPRD?" kata Tjahjo sebelum sidang paripurna dimulai. Mendagri pun menjawab segala kecaman yang ditujukan kepada dirinya itu. "Masyarakat Yogya kami hargai. Tapi kami juga punya konsep yang harus dihargai. Itulah demokrasi. Saya menghormati dan tidak pernah mengecam rakyat Yogya," ujarnya.

Sumber: vivanews.com; Kamis, 16 Desember 2010

Kapal Induk Bisa Lintasi Jembatan Selat Sunda

VIVAnews - Keberadaan Jembatan Selat Sunda (JSS) yang akan dibangun mulai 2013 dipastikan tidak akan mengganggu pelayaran internasional. Hal itu dikarenakan dengan ketinggian sekitar 80 meter di atas permukaan laut, kapal terbesar dunia masih bisa berlayar. Menurut Direktur Utama PT Bangungraha Sejahtera Mulia (BSM) Agung R Prabowo, hasil kajian BSM mengindikasikan bahwa jarak bebas vertikal yang diukur dari permukaan laut hingga dasar dek jembatan yang ada di tengah bentang utama JSS adalah 81,75 meter. Sedangkan panjang bentang utamanya 2.200 meter. "Ini berarti kapal-kapal terbesar seperti USS Enterprise dan Queen Mary-2 masih dapat berlayar tanpa gangguan di bawah JSS," ujar Agung kepada VIVAnews di Jakarta. Untuk kapal penumpang RMS Queen Mary 2 mempunyai panjang 345 meter, lebar 45 meter, dan tinggi 72 meter. Sementara kapal militer induk USS Enterprise mempunyai panjang 342 meter, lebar 77,1 meter, tinggi 75 meter. "Kedua kapal itu kapal paling besar di antara kapal besar dunia." Berdasarkan kajian pra studi kelayakan, disebutkan berdasarkan pengalaman Prof.DR Hasjim Djalal ketika diundang berkunjung ke kapal induk USS Abraham Lincoln yang sedang melintasi Selat Sunda dari Singapura ke Samudera Hindia pada April 2008. Kapal induk raksasa tersebut melintas Selat Sunda di sebelah timur Pulau Sangiang di luar sumbu Alur Laut Kepulauan Indonesia - 1 (ALKI-1), tetapi tetap dalam batas 25 mil dari sumbu ALKI-1.

Salah satu alasannya adalah menurut radar mereka, di bagian barat Pulau Sangiang traffic-nya cukup ramai, dan demi keselamatan kapal induk tersebut memilih lewat sebelah timur Pulau Sangiang. Pulau Sangiang terletak di tengah-tengah antara Pulau Sumatera dan Jawa. Untuk itu Agung mengusulkan pentingnya pengaturan lalu lintas kapal. Hal itu untuk keselamatan dan kelancaran pelayaran internasional, dan untuk memperkecil risiko struktur JSS terlanggar oleh kapal yang lewat. "Maka perlu dipertimbangkan penerapan "traffic separation scheme' yang dilengkapi dengan sistem pandu navigasi di Selat Sunda," ujarnya. Seperti diketahui, sisi Barat Selat Sunda dinyatakan sebagai bagian dari Alur Laut Kepulauan Indonesia - 1 (ALKI-1) dimana hak pelayaran dan penerbangan internasional dikui, akan tetapi hak tersebut tidak mempengaruhi kedaulatan Indonesia atas ALKI tersebut. Menurut Pasal 53 ayat 6 Konvensi Hukum Laut 1982, Indonesia dapat menetapkan traffic separation scheme untuk keselamatan pelayaran bagi kapal-kapal yang melalui jalur-jalur pelayaran yang sempit dalam ALKI. (hs)

Sumber: vivanews.com, Kamis, 2 Desember 2010

Jatim Duduki Peringkat Ketiga Kasus HIV/AIDS

Surabaya (ANTARA News) - Provinsi Jawa Timur menduduki peringkat ketiga kasus HIV/AIDS secara nasional selama periode Januari-September 2010 setelah Jawa Barat dan DKI Jakarta. Kepala Dinas Kesehatan Jatim, dr Dodo Andono, di Surabaya, Rabu, mengatakan, selama periode tersebut, jumlah penderita HIV/AIDS di daerahnya itu mencapai 27.062 orang. Penderita terbanyak berada di Kota Surabaya yang mencapai 743 orang. Disusul Kabupaten Jember (360), Kabupaten Malang (325), Kabupaten Pasuruan (304), dan Kabupaten sidoarjo (298). Berdasarkan jenis kelamin, jumlah penderita HIV/AIDS terdiri atas laki-laki 2.730 orang atau 66,8 persen dan perempuan 1.357 orang (33,2 persen). Dalam periode tersebut jumlah penderita HIV/AIDS yang meninggal dunia sebanyak 1.211 orang (22,6 persen). Penularan HIV/AIDS paling banyak akibat kontak darah melalui transfusi darah, kontak seksual, dan penularan ibu kepada bayinya yang terjadi melalui tali pusat saat melahirkan. "Penularan HIV/AIDS juga terjadi pada pasangan heteroseksual dan pemakaian jarum suntik secara bersama-sama," kata Dodo. Pihaknya bertekad memberantas HIV/AIDS dengan menyediakan fasilitas berupa klinik tes dan konseling secara sukarela (VCT), pengobatan, dan perawatan para penderita di rumah sakit terdekat. Peringatan Hari AIDS se-Dunia diisi dengan peresmian ruang Unit Perawatan Intermediate Penyakit Infeksi (UPIPI) di RSUD dr. Soetomo Surabaya oleh Wagub Jatim Saifullah Yusuf. Menurut Wagub, pihaknya akan terus membenahi rumah sakit terutama milik Pemprov Jatim untuk meningkatkan pelayanan perawatan kepada para penderita HIV/AIDS. Ia juga mengajak pemerintah kabupaten/kota bersama-sama menanggulangi HIV/AIDS agar penderitanya tidak sampai menumpuk di rumah sakit milik Pemprov Jatim. "Pemerintah terus mempercepat pemenuhan akses informasi, pencegahan, perawatan, dukungan, dan pengobatan untuk semua pengidap HIV/AIDS," katanya. (M038/K004)

Sumber: Antara, Rabu, 1 Desember 2010

YLKI: Keluhan Layanan Telekomunikasi Tertinggi Ketiga

Jakarta (ANTARA News) - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mencatat keluhan masyarakat terhadap layanan telekomunikasi masih tinggi, bahkan menempati urutan ketiga setelah perbankan dan kelistrikan. "Sampai hari ini pengaduan terkait telekomunikasi yang masuk ke YLKI masih tinggi, di urutan ketiga setelah perbankan dan PLN," kata Agus Sujatno dari Divisi Publikasi YLKI saat peluncuran Lembaga Swadaya Masyarakat Konsumen Telekomunikasi Indonesia (LSMKTI) di Jakarta, Rabu. Menurut Agus, pengaduan masyarakat terkait sektor telekomunikasi rata-rata mencapai 100 pengaduan per tahun. "Yang tidak melakukan pengaduan (memilih diam) tentu lebih besar jumlahnya," katanya. Menurut Agus, persoalan yang dikeluhkan semakin lama semakin bervariasi seiring dengan adanya berbagai layanan yang diberikan penyedia jasa telekomunikasi. "Yang termasuk besar adalah pengaduan konsumen yang merasa pulsanya dipotong secara sepihak untuk jasa layanan tertentu yang sebenarnya tidak mereka inginkan, seperti RBT (ring back tone atau nada sambung pribadi)," katanya. Selain itu, kata Agus, pengaduan lain yang cukup banyak adalah terkait buruknya kualitas koneksi internet, yang sangat tidak sesuai dengan yang dipromosikan operator.

Sementara itu Ketua LSMKTI Denny AK menyatakan, sekarang kedudukan antara konsumen dengan penyedia jasa layanan telekomunikasi sangat tidak seimbang. "Konsumen berada pada posisi yang lemah, hanya menjadi obyek aktivitas bisnis untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya," katanya. Dikatakannya, contoh paling nyata adalah terjadinya kartel SMS yang melibatkan hampir seluruh operator jasa telekomunikasi yang telah dinyatakan bersalah oleh Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU). "Kartel SMS ini ternyata telah merugikan konsumen Indonesia dengan total kerugian Rp2,827 triliun mulai tahun 2004 hingga 2007," katanya. Menurutnya, faktor utama penyebab lemahnya posisi konsumen adalah rendahnya tingkat kesadaran konsumen terhadap haknya. Di sisi lain, Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) terkesan kurang memberikan pemihakan yang cukup kepada konsumen. Ia mencontohkan kasus tindak penipuan yang dilakukan PT Cahaya Inti Abadi (CIA) Mobile bersama-sama PT Telkomsel berupa penyediaan layanan secara ilegal pada 2009. "Tindakan penipuan ini telah merugikan konsumen miliaran rupiah namun ternyata cukup didamaikan oleh BRTI, tidak dilanjutkan ke polisi," katanya. Karena itu, kata Denny, pihaknya akan bersinergi dengan berbagai instansi terkait, termasuk YLKI, untuk memberikan perlindungan terhadap konsumen telekomunikasi, baik melalui upaya peningkatan kesadaran konsumen, advokasi, maupun pengawasan terhadap pelaku bisnis telekomunikasi. "Termasuk mengkritisi kebijakan pemerintah terkait industri telekomunikasi," katanya.(S024/S026)

Sumber: Antara, Rabu, 1 Desember 2010

HARI AIDS SEDUNIA; Selamatkan Ibu dan Bayi HIV/AIDS

Denpasar, Kompas - Sebuah langkah besar harus dilakukan masyarakat dan para pemangku kepentingan untuk mencegah meluasnya penularan virus HIV/AIDS. Optimalisasi fungsi dan peran klinik voluntary counseling test (VCT) serta pelaksanaan program preventing mother-to-child transmission (PMTCT) akan menyelamatkan lebih banyak kaum ibu rumah tangga dan bayi. Pesan itu mengemuka dalam perayaan Hari AIDS Sedunia di Parliamentary’s Group on MDGs DPD di Pantai Kuta, Badung, Bali, Rabu (1/12). Acara serupa digelar di Bandung dan Jakarta. Perwakilan dari Parliamentary’s Group on MDGs DPD, Rahmat Ginanjar, menyatakan, jumlah penderita HIV/AIDS di Tanah Air terus bertambah. Hal itu merupakan lampu kuning untuk mewaspadai peningkatan jumlah kasus ataupun penderita penyakit itu. ”Tugas pemerintah bersama pihak-pihak terkait, termasuk media massa, untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang HIV/AIDS, pencegahannya, hingga reduksi penularannya. Kita semua harus lebih waspada sekaligus sadar,” katanya. Peringatan diisi dengan sejumlah kampanye berupa penempelan stiker dengan pesan kampanye anti-HIV/AIDS pada sebuah tembok bertajuk Wall of Care AIDS yang diletakkan di pinggir Pantai Kuta. Para pelancong yang tengah rekreasi juga diajak berpartisipasi. Malamnya, digelar renungan dan konser musik. Di Legian, 2 kilometer arah utara Kuta, juga digelar malam renungan, dialog, sekaligus penggalangan dana untuk pendanaan penanggulangan masalah AIDS yang diselenggarakan Bali Rainbow Community. Optimalisasi fungsi dan peran klinik VCT serta pelaksanaan program PMTCT merupakan dua hal yang dinilai paling memungkinkan untuk menyelamatkan lebih banyak kaum ibu rumah tangga dan bayi dari AIDS. Pemerintah Provinsi Bali bertekad merampungkan program penyediaan klinik VCT di 114 puskesmas di seluruh Bali. Berdasarkan catatan Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi Bali, estimasi kasus HIV/AIDS di Bali hingga 2010 mencapai 7.000 kasus. Namun, total jumlah kasus yang dilaporkan ke KPA Provinsi Bali hingga Oktober 2010 hanya 3.778 kasus. Minimnya jumlah kasus yang dilaporkan diyakini sebagai fenomena gunung es.

Penemuan rendah

Sementara itu, pengurus Klinik Teratai, tempat terapi penderita HIV/AIDS, RS Hasan Sadikin Bandung, Teddy Hidayat, mengungkapkan, program penemuan dan konseling penderita HIV/ AIDS belum berjalan sesuai harapan. Hal itu terlihat dari masih tingginya jumlah penderita AIDS ketimbang HIV. ”Ini terjadi di banyak daerah. Padahal, jika penderita HIV bisa ditemukan lebih cepat, kemungkinan besar bisa menekan jumlah penderita AIDS,” kata Teddy. Dia mencontohkan kasus HIV/AIDS di Jabar hingga Juni 2010 sebanyak 5.536 orang; 2.148 orang menderita HIV dan 3.388 orang mengidap AIDS. Teddy mengharapkan peran serta pemerintah dan masyarakat untuk memperbanyak penemuan dan konseling, khususnya di lingkungan rentan HIV/AIDS, seperti kalangan pekerja seksual dan waria. Kepala Bidang Penyehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Jawa Barat Fita Rosemary mengatakan, ”Estimasi populasi rawan tertular HIV masih tinggi. Di Jawa Barat, hingga 2006 estimasinya 20.980 orang dan kemungkinan terus bertambah.” Dari pelayanan dan pemanfaatan klinik VCT, para pemangku kepentingan di daerah dapat melakukan evaluasi mengenai penanggulangan masalah ini. Pokja Humas dan Informasi KPA Provinsi Bali Prof I Nyoman Mangku Karmaya menyatakan, optimalisasi program PMTCT di kalangan ibu hamil positif HIV penting guna mengurangi risiko penularan HIV dari ibu ke bayi menjadi 1-3 persen. Tanpa program PMTCT, risiko penularan itu bisa mencapai sekitar 30 persen. Sementara di Banten, jumlah kasus HIV/AIDS terus naik. Hingga Oktober 2010, jumlah pengidap HIV/AIDS ada 1.749 orang—90 orang di antaranya meninggal dunia. (LUK/ BEN/CHE/CAS)

Sumber: Kompas, Kamis, 2 Desember 2010