Download

google_language = ‘en’

Warga Terserang DBD Meningkat Tajam

Serangan penyakit demam berdarah dengue (DBD) di Lamongan naik tajam. Dalam catatan tiga bulan terakhir (Januari-Maret), warga Lamongan yang terserang penyakit akibat gigitan nyamuk Aides Aegpty ini mencapai 244 orang, dua di antaranya meninggal dunia. Tiga bulan yang sama di tahun sebelumnya penderita DBD hanya 159 orang. Dari sejumlah itu, kebanyakan yang terserang anak berusia antara 5-10 tahun. Serangan penyakit DBD itu hampir merata di setiap kecamatan di Lamongan. Sehingga, semua kecamatan bisa dibilang sebagai endemis. Kecuali, dua kecamatan, yaitu Kecamatan Sukorame dan Bluluk. Ini dikarenakan topgrafi dua kecamatan tersebut berupa dataran tinggi. Hingga Maret ini, di Bluluk hanya terdapat seorang penderita, sedang di Sukorame nihil. Menurut Kepala Dinas Kesehatan dr Sokhib, didampingi Kabid P2PLP A. Rivai, peningkatan tajam angka serangan DBD itu cenderung diakibatkan karena perubahan musim yang sangat ekstrim. Curah hujan tidak menentu, sehingga kondisi air yang mengendon atau tidak sampai mengalir deras mengakibatkan perkembangan nyamuk Aides Aegpty menjadi lebih pesat. Penyebab lain, karena kesadaran masyarakat yang kurang. ''Selain itu, peningkatan ini juga merupakan siklus lima tahunan. Tapi, semuanya terangani. Karena di setiap puskesmas di Lamongan sudah cukup tersedia peralatan untuk penanganan DBD ini. Tidak seperti di daerah lain, terkadang pasien sampai menumpuk di rumah sakit,'' katanya. Sokhib menjelaskan, selama ini upaya pencegahan dan penanganan DBD sudah dilakukan. Semisal voging atau pengasapan. Selain upaya pemerintah yang dilakukan setelah berhasil mendeteksi maksimal 20 rumah dengan seorang penderita, juga melayani voging permintaan atas biaya swadaya masyarakat. Hanya, anggaran untuk voging ini masih dinilai pas-pasan. APBD hanya menganggarkan Rp 75 juta untuk tahun ini. Sedang bantuan APBD untuk larvasida hanya 100 kilogram, selain bantuan provinsi yang berjumlah sama. Nilai ini jauh sangat kecil disbanding Surabaya yang dianggarkan sebanyak Rp 2 miliar. ''Untuk itu, peran masyarakat sangat kita harapkan dengan meningkatkan kesadaran diri dalam menanggulang DBD ini. Yaitu dengan kesadaran melakukan 3 M plus. Menguras, menutup dan mengubur. Plusnya, memakai kelambu, obat nyamuk atau mengenakan pakaian lengan panjang dan sebagainya,'' tandasnya.
Sumber: Radar Bojonegoro

Comments :

0 komentar to “Warga Terserang DBD Meningkat Tajam”

Post a Comment