Download

google_language = ‘en’

Wajah Lama Kuasai Muhammadiyah

Yogyakarta, Kompas - Tuntutan regenerasi Muhammadiyah terabaikan karena sebagian besar anggota Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode 2010- 2015 yang terpilih adalah muka lama. Mayoritas anggota PP Muhammadiyah yang terpilih berusia di atas 50 tahun pula. Hasil penghitungan suara pemilihan anggota PP Muhammadiyah, yang selesai Selasa (6/7) dini hari, menempatkan Sirajudin Syamsuddin, yang lebih dikenal sebagai Din Syamsuddin, meraih suara terbanyak. Ketua Umum PP Muhammadiyah periode 2005-2010 itu memperoleh 1.915 suara. Dari 13 anggota PP Muhammadiyah terpilih, delapan di antaranya adalah anggota PP Muhammadiyah periode sebelumnya. Mereka adalah Din Syamsuddin, M Muqoddas, A Malik Fajar, A Dahlan Rais, Haedar Nashir, Yunahar Ilyas, Goodwill Zubir, dan Bambang Sudibyo. Tiga anggota lain, Abdul Mu’ti, Fattah Wibisono, dan Sukriyanto, adalah pengurus majelis PP Muhammadiyah periode 2005- 2010. Hanya dua wajah baru yang menjadi anggota PP Muhammadiyah, yakni Syafiq A Mughni yang sebelumnya Ketua Pimpinan Wilayah (PW) Muhammadiyah Jawa Timur dan Agung Danarta, Ketua PW Muhammadiyah DI Yogyakarta. Selain itu, sembilan dari 13 anggota PP Muhammadiyah berusia 50-72 tahun. Empat lainnya berusia 41-49 tahun. Kurangnya kader muda yang terlibat dalam kepemimpinan PP Muhammadiyah dikhawatirkan akan membuat kaderisasi dan regenerasi di persyarikatan mandek. ”Kalau tidak segera diantisipasi, kaderisasi di Muhammadiyah akan mandek,” kata Ketua Pusat Studi Muhammadiyah dan Kebijakan Sosial Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Asep Purnama Bachtiar.

Tokoh konservatif

Guru Besar Ilmu Psikologi Politik Universitas Indonesia, Jakarta, Hamdi Muluk, menilai banyaknya pengurus lama dan tokoh konservatif dalam paham keagamaan yang masuk jajaran kepengurusan baru Muhammadiyah menunjukkan gagalnya regenerasi. Pembaruan yang menjadi agenda besar Muhammadiyah abad kedua juga dikhawatirkan akan mengalami kemandekan. Sebaiknya, kepengurusan baru Muhammadiyah melibatkan minimal separuh tokoh baru. Hal ini untuk terus menjaga terjadinya kebaruan dan kesinambungan organisasi serta progresivitas organisasi ke depan. ”Namun, hal itu juga sangat ditentukan figur ketua umumnya. Jika masih tokoh lama, dipastikan tak akan terjadi perubahan,” katanya lagi. Stagnasi regenerasi kepemimpinan di Muhammadiyah, papar Hamdi, sebenarnya juga terjadi di organisasi kemasyarakatan Islam lain atau partai politik. Bahkan, di sejumlah partai, menguatnya dominasi tokoh lama jauh lebih terasa. Keadaan itu berkebalikan dengan tumbuhnya pemimpin muda di perguruan tinggi dan industri. Besarnya tantangan lokal dan global memaksa institusi itu untuk melakukan adaptasi dan perubahan agar tak tertinggal dalam kompetisi. Anggota PP Muhammadiyah terpilih akan berembuk, memilih ketua umum. (NTA/MZW/ARA)

Sumber: Kompas,Rabu, 7 Juli 2010

Comments :

0 komentar to “Wajah Lama Kuasai Muhammadiyah”

Post a Comment