Download

google_language = ‘en’

Empat Bulan 10 Anak Terbakar Elpiji

JAKARTA – Ridho Januar alias Ido (4), bocah asal Bojonegoro, hanya bisa menangis di pelukan ibunya, Susi Hariani, yang nekat minta bantuan ke Istana Negara Jakarta, Senin (19/7). Bocah korban ledakan gas itu tidak sendirian, Komisi Perlindungan Anak (KPAI) mencatat 10 anak terluka akibat ledakan gas dalam kurun waktu 4 bulan. ’’Dalam rentang 4 bulan antara April hingga Juli 2010, setidaknya 10 anak telah mengalami luka-luka akibat ledakan tabung gas,’’ kata Ketua KPAI Hadi Supeno di Jakarta, Selasa (20/7) pagi tadi.Menurut dia, kondisi itu telah melahirkan suasana ancaman bagi anak, situasi yang menakutkan, tidak nyaman, karena khawatir sewaktu-waktu ada tabung gas meledak dan melukainya.Hadi mengatakan, jumlah korban langsung sebanyak 10 orang anak sangat signifikan karena dalam perspektif pelindungan anak, setiap anak berhak mendapat perlindungan. ’’Belum dengan korban orang dewasa yang jumlahnya lebih dari 35 orang. Berarti, banyak anak yang berpotensi hidup sebagai yatim dan piatu,’’ papar Hadi.Nah, salah satu bocah yang cacat akbiat korban ledakan elpiji adalah Ridho Januar alias Ido (4). Senin kemarin, bocah itu digendong ibunya yang asal Bojonegoro ke Istana Negara untuk minta bantuan presiden. Namun, mereka tidak diterima dan diarahkan ke Pertamina.Ibu usia awal 30 tahun itu tiba di Istana sekitar pukul 13.30 WIB. Susi mengendong Ido yang menderita luka bakar di bagian muka hingga kaki. ’’Saya mau ketemu presiden. Saya mau minta tolong bantuan operasi pemulihan anak saya,’’ ujar Susi kepada wartawan di tempat parkir sepeda motor. Susi menuturkan, musibah akibat ledakan tabung gas bocor terjadi pada 24 Maret 2010 dini hari. Waktu itu dia hendak menyiapkan sarapan dan tidak sadar bahwa terjadi kebocoran gas. Ketika menyalakan kompor, seketika api berkobar dan membakar lengan serta kakinya. Malang bagi Ridho Januar alias Ido, balita yang sedang terlelap tersebut tersambar api mulai dari muka hingga kakinya.

Pengobatan awal telah ditangani Pemprov Jawa Timur. Keluarga buruh itu tidak mengeluarkan uang seseper pun untuk biaya pengobatan. ’’Tapi kasihan anak saya, mukanya jadi rusak. Ayahnya sedang urus buat Jamkesmas, kalau nggak tembus ya kami nggak kuat biayai,’’ isak Susi. Sejauh ini Susi dan Ido belum mendapat kepastian apakah akan mendapatkan bantuan dari Presiden SBY. Jubir Kepresidenan Julian Ardian Pasha yang dihubungi lewat telepon memastikan Susi dan Ido akan diterima Pertamina untuk masalah bantuan pengobatan. ’’Saya sudah koordinasi dengan Mensesneg, mereka akan diterima oleh Pertamina,’’ ujar Julian. Setelah mendatangi Istana, Susi dan Ido sempat ke kantor pusat PT Pertamina. Namun, saat keluar dari Pertamina, Susi enggan menceritakan hasil pertemuan dengan pihak Pertamina. ’’Saya mau pulang dulu ke Tangerang dulu,’’ ucap Susi. Petangnya, Susi dan Ido tampil di tvOne dan mendapat simpati dari masyarakat. Sejumlah masyarakat pun menyatakan kesediaan untuk membantu pengobatan Ido. Susi pun mengisahkan cerita duka ledakan elpiji di rumahnya, 24 Maret 2010. Mendengar penderitaan Susi dan Ido, sejumlah pihak tergerak untuk memberikan bantuan pengobatan bagi korban. ’’Saya sangat prihatin dengan kejadian ini,’’ kata seorang pemirsa. ’’Teruslah berjuang untuk meminta bantuan kepada pihak yang berwenang. Jangan takut. Kami akan terus mendukung,’’ ujar pemirsa yang lain. Ido akhirnya dirawat di RS Cipto Mangunkusumo. Selasa siang tadi, Menkes Endang Rahayu Sedyaningsih membesuk Ridho Januar alias Ido (4), balita korban ledakan gas di RSCM. Menkes mengelus dan memegang kepala Ridho.Menkes tiba di RSCM, Jl Salemba Raya, Jakpus sekitar pukul 11.15. Menkes datang didampingi stafnya dan langsung ke ruang instalasi luka bakar, tempat Ridho dirawat. Menkes yang mengenakan batik ungu ditemani seorang dokter dan 2 perawat. Begitu melihat Menkes, Ridho pun langsung terbangun. Ibunda Ridho, Susi, menyambut gembira kedatangan Menkes. Menkes tampak memegang dan mengelus kepala Ridho. Pertemuan berlangsung sekitar 15 menit. Wartawan hanya diperbolehkan melihat dari luar kamar. viv

Sumber: Surabaya Post, Selasa, 20 Juli 2010

Comments :

0 komentar to “Empat Bulan 10 Anak Terbakar Elpiji”

Post a Comment