Tulungagung (ANTARA News) - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Tulungagung, Jawa Timur mengecam festival manten kucing yang digelar pemerintah daerah setempat sebagai salah satu kegiatan memperingati hari ulang tahun (HUT) ke-805 Kabupaten Tulungagung. "Bagaimana mungkin pemerintah memfasilitasi kegiatan yang berbau syirik dan melukai hati umat Islam. Masak, kucing dinikahkan layaknya menikahkan manusia secara Islam, apalagi disertai ijab qobul dan diiringi sholawat hadrah segala," kata Wakil Ketua Cabang MUI, Maskur Kholil, Kamis. Ia menegaskan, ritual atau festival manten kucing yang diikuti 19 kecamatan se-Tulungagung beberapa waktu lalu telah melecehkan kiai dan menodai agama. Pengasuh Pondok Pesantren Al-Fatah Mangunsari Kedungwaru itu menjelaskan, yang menjadi sorotan MUI adalah penampilan sosok kiai yang menikahkan kucing layaknya perkawinan manusia. "Siapun boleh mengembangkan budaya. Tapi jangan sekali-kali mencampuradukan agama dengan budaya, itu (manten kucing) sama artinya melecehkan kiai," ujarnya. Kecaman serupa juga dilontarkan Sekretaris MUI, Abu Sofyan Sirojuddin. Menurut dia, pemerintah daerah dan Bupati Heru Tjahjono tidak menghiraukan peringatan MUI sebelum kegiatan yang tertuang dalam Tradisi itu dilakukan warga Desa Pelam ketika sedang kesulitan air.(*)
Sumber: Antara, Kamis, 25 November 2010

Comments :
Post a Comment