Download

google_language = ‘en’

Awas Bromo; 'Gunung Brahma' Ini Meletus Besar pada 1974

VIVAnews -- Menyusul Merapi, Gunung Bromo di Jawa Timur mulai bergejolak. Pada Selasa 23 November 2010 pukul 16.30 WIB, diputuskan Bromo berstatus Awas atau Level IV. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi meminta warga mengosongkan area dalam radius 3 kilometer dari kawah Bromo, sembari mewanti-wanti agar masyarakat tetap tenang dan tidak terpancing isu letusan Bromo. Akankah Bromo meletus?

Sejarah mencatat, Bromo -- yang namanya diambil dari 'Brahma' atau Dewa Utama Agama Hindu -- pernah meletus tiga kali selama abad ke-20, dengan interval waktu 30 tahun. Bromo meletus terakhir kalinya pada 2004. Sementara letusan terbesar terjadi pada 1974. Berikut daftar tahun erupsi Bromo: 2004, 2001, 1995, 1984, 1983, 1980, 1972, 1956, 1955, 1950, 1948, 1940, 1939, 1935, 1930, 1929, 1928, 1922, 1921, 1915, 1916, 1910, 1909, 1907, 1908, 1907, 1906, 1907, 1896, 1893, 1890, 1888, 1886, 1887, 1886, 1885, 1886, 1885, 1877, 1867, 1868, 1866, 1865, 1865, 1860, 1859, 1858, 1858, 1857, 1856, 1844, 1843, 1843, 1835, 1830, 1830, 1829, 1825, 1822, 1823, 1820, 1815, 1804, 1775, and 1767. Yang terakhir, Bromo meletus pada Selasa 8 Juni 2004 sekitar pukul 15.20 WIB. Gunung itu memuntahkan asap hitam bercampur kerikil dan abu setinggi 3 kilometer ke angkasa. Akibatnya, dua wisatawan tewas tertimbun pasir. Mereka ditemukan tergeletak di bawah anak tangga menuju kawah Bromo. Lima lainnya mengalami luka-luka. Hujan pasir berwarna cokelat turun di Probolinggo dan Malang yang nampak gelap hari itu. Bagi penduduk Bromo, suku Tengger, Gunung Brahma (Bromo) dipercaya sebagai gunung suci. Setahun sekali masyarakat Tengger mengadakan upacara Yadnya Kasada atau Kasodo. Upacara ini bertempat di sebuah pura yang berada di bawah kaki Gunung Bromo utara dan dilanjutkan ke puncak gunung Bromo. Upacara diadakan pada tengah malam hingga dini hari setiap bulan purnama sekitar tanggal 14 atau 15 di bulan Kasodo (kesepuluh) menurut penanggalan Jawa. (dari berbagai sumber)

Hari Ini Relawan Merapi Ditarik ke Bromo

Tak sampai 24 jam, Gunung Bromo naik status dua tingkat. Pada Senin 22 November pukul 23.30, ia naik status menjadi 'Siaga'. Beberapa jam kemudian, pada Selasa 23 November 2010 pukul 16.30 WIB, Bromo berstatus 'Awas'. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) merekomendasikan pengosongan wilayah radius 3 kilometer dari lereng Bromo. Sementara, pihak pemerintah Jawa Timur bersiaga. Salah satunya, adalah dengan menyiapkan relawan. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jawa Timur, Siswanto mengatakan para relawan akan dikonsentrasikan di Bromo. "Relawan dan taruna tanggap bencana yang dari Merapi ditarik ke Bromo. Untuk konsentrasi, waspada dan siaga Bromo," kata Siswanto kepada VIVAnews, Selasa 23 November 2010 malam. Ditambahkan Siswanto, penarikan relawan dari Merapi sesuai anjuran Gubernur Jawa Timur. "Mulai malam ini [tadi malam] kami menuju ke arah Probolinggo," kata Siswanto. Sebelumnya, Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf meminta masyarakat mematuhi instruksi dari petugas, pemerhati, atau pengamat gunung berapi. "Kalau diminta dikosongkan, ya dikosongkan," kata Saifullah Yusuf. Mirip dengan Merapi, lereng Bromo dihuni oleh penduduk. Pengamatan VIVAnews, radius 3 kilometer dari kaldera Bromo adalah wilayah subur. Di sana, warga suku Tengger bercocok tanam, ada kentang, kubis, wortel dan lainnya. Aktivitas Bromo meningkat sejak Senin 8 November 2010. Masyarakat dan wisatawan dilarang mendekat dalam radius 3 km dari kawah aktif. Area kaldera lautan pasir dalam radius 2,5 km dari kawah aktif harus steril dan tertutup dari aktifitas masyarakat dan wisata. Namun, Kepala PVMG, Surono mewanti-wanti agar masyarakat tetap tenang. "Diharap tenang, tidak terpancing isu-isu tentang letusan G. Bromo."

Sumber: Vivanews.com, Rabu, 24 November 2010

Comments :

0 komentar to “Awas Bromo; 'Gunung Brahma' Ini Meletus Besar pada 1974”

Post a Comment