Download

google_language = ‘en’

Tangkap Peluang Revaluasi Yuan

DI tengah ancaman krisis global kedua dari Eropa, pemerintah Tiongkok mengambil kebijakan yang melegakan dunia. Setelah sekian lama mencantolkan kurs mata uangnya dengan dolar AS, Negeri Panda itu akhirnya melepas nilai tukar yuan. Dampaknya pun sungguh luar biasa. Dalam tempo singkat, pasar modal global langsung bergairah setelah sebelumnya melemah dihantam krisis utang di Eropa. Yang dilakukan Tiongkok tersebut sebenarnya sudah ditunggu-tunggu dunia. Sejak jauh-jauh hari, negara-negara dengan perekonomian terbesar di dunia yang tergabung dalam G-20 mendesak Tiongkok merevisi kebijakan mata uangnya. Selama ini, nilai tukar yuan atau renminbi terhadap mata uang kuat seperti dolar AS atau euro dianggap terlalu rendah. Akibatnya, produk-produk Tiongkok selalu mengalahkan produk-produk negara kompetitor lantaran harganya lebih murah. Memang banyak negara menuding kebijakan kurs rendah itu merupakan strategi Beijing untuk mendongkrak ekspor. Namun, Tiongkok berpendapat kebijakan pematokan nilai tukar tersebut merupakan langkah penting agar manufaktur bisa bertahan dan lapangan kerja tumbuh. Terlepas dari itu, bagi Indonesia, revaluasi yuan memang menguntungkan. Sebab, dalam dua tahun terakhir, kurs rupiah terhadap yuan terus mengalami apresiasi hingga 17 persen. Fleksibilitas yuan bisa menjadi stimulus tak langsung untuk sektor perdagangan dan finansial. Dari sisi perdagangan, apresiasi yuan bakal meningkatkan daya saing produk RI di pasar internasional, terutama yang bersinggungan dengan barang Tiongkok.

Penguatan yuan menyebabkan produk negara berpenduduk terbesar di dunia itu lebih mahal daripada produk nasional. Sedangkan dari sisi finansial, fleksibilitas yuan akan mendorong arus dana asing mengalir deras ke negara berkembang seperti Indonesia. Karena itu, kita harus pandai menangkap peluang tersebut. Caranya, antara lain, menciptakan proses produksi yang lebih efektif dan efisien. Selain itu, dunia usaha perlu menyesuaikan struktur biaya produksi agar bisa lebih bersaing. Jangan sampai peluang yang ada lewat begitu saja dan direbut kompetitor seperti Vietnam yang proses produksinya kini kian efisien. Sebab, bisa jadi, apresiasi yuan terhadap dolar atau mata uang kuat lain hanya berlangsung selama beberapa bulan ke depan. Pemerintah Tiongkok tentu tak akan membiarkan kurs yuan menguat terlalu tinggi sehingga merugikan kinerja ekspor negerinya sendiri. Tentu mereka akan menjaga fluktuasi yuan dalam rentang yang masih menguntungkan. Di samping itu, tak sedikit yang meragukan bahwa Tiongkok melepas kurs yuan dengan sepenuh hati. Kebijakan tersebut dinilai hanya untuk meredakan ketegangan dengan negara-negara maju sebelum pertemuan G-20 yang dilangsungkan pada 26-27 Juni di Toronto, Kanada. Kendati begitu, tak ada salahnya kita semua melakukan pembenahan secara gradual senyampang ada momentum yang pas. Toh, dunia usaha tak akan rugi bila melakukan pembenahan, meski Tiongkok tak sepenuhnya merevaluasi nilai tukar yuan. Tanpa penguatan nilai tukar yuan pun, meningkatnya efisiensi di sektor industri bakal menguntungkan dan memacu daya saing di pasar internasional. Dampak selanjutnya, pertumbuhan ekonomi nasional bisa terjaga dan terpelihara. (*)

Sumber: Jawapos

Comments :

0 komentar to “Tangkap Peluang Revaluasi Yuan”

Post a Comment