"Bisa diprediksi, 2014 akan menjadi magnet bagi Golkar karena dianggap berhasil merealisasikan aspirasi secara luas."
Fitra sendiri merasa, usulan Dana Aspirasi ini belum gagal sama sekali mengingat pembahasan Rancangan Undang-undang APBN 2011 yang masih panjang. Keputusan rapat pimpinan DPR yang menolak usulan itu dinilai hanya sekadar pemanis saja. "Pada akhirnya setelah kritik mereda, DPR tetap merealisasikan usulannya," ujar Yuna. Fitra berpendapat, jika Keputusan DPR serius menolak dana aspirasi, maka DPR harus menyatakan terbuka bagi publik terhadap sidang atau rapat pembahasan APBN 2011, baik pada pembahasan Badan Anggaran, Komisi maupun Panitia Kerja. Jika DPR serius bermaksud memeratakan anggaran ke daerah, maka DPR harus segera mengajukan revisi UU No, 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat-Daerah, untuk memperbesar APBN ke Daerah. Lebih lanjut, Fitra meminta Presiden memerintahkan Menteri Keuangan dan Menteri Dalam Negeri untuk segera menertibkan dana-dana aspirasi terselubung yang saat ini sudah beredar di banyak daerah dengan anggaran rata-rata Rp 200 Juta-an. Partai Golkar sendiri beralasan Dana Dapil diperlukan untuk pemerataan pembangunan dan menghindari "ruang gelap" anggaran untuk daerah. Wakil Ketua Fraksi Golkar, Rully Chairul Azwar, menyatakan tidak benar pula partai Golkar sendiri yang diuntungkan. "Belum tentu Dana Aspirasi yang mengalir ke masyarakat nanti menguntungkan partai, karena tergantung juga bagaimana imej partai, imej anggota DPR," ujar Rully. "Ini tergantung kedekatan kita dengan rakyat," ujar Rully. "Seperti saya, dulu bukan anggota DPR, tapi bisa terpilih masuk periode ini." Namun beberapa partai besar lainnya menolak alasan pemerataan. Partai Keadilan Sejahtera menyatakan, justru Dana Dapil yang dibagi alokasi untuk masing-masing anggota DPR itu memperlebar kesenjangan pembangunan terutama antara pulau Jawa dengan luar Pulau Jawa karena lebih separuh anggota DPR berasal dari daerah pemilihan di Pulau Jawa. Partai Hati Nurani Rakyat menolak dengan mengatakan, Dana Dapil lebih menguntungkan partai-partai besar. Hanura yang hanya memiliki 17 legislator di parlemen tentu akan mendapatkan Dana Dapil yang paling sedikit. (umi)
Sumber: vivanews.com
Comments :
Post a Comment