Download

google_language = ‘en’

Parpurna RUUK DIY; Politisi Senayan: Mendagri, Turun dari Podium

VIVAnews - Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi menjadi salah satu orang yang paling dikecam publik belakangan ini karena lontaran komentar-komentarnya terkait Rancangan Undang-undang Keistimewaan Yogyakarta. Kecaman publik tersebut tak disangka merembet ke Senayan hari ini. Saat sang menteri baru naik ke podium sebagai wakil Pemerintah untuk memberikan sambutan dalam Sidang Paripurna DPR RI sehubungan dengan disahkannya RUU Partai Politik yang baru, kecaman sudah berdatangan. Belum sempat ia memberikan sambutan, Sidang Paripurna mendadak gaduh. "Turun! Turun! Bapak harus turun!" beberapa anggota DPR berteriak dari kursi mereka dalam sidang, Kamis 16 Desember 2010 itu. Mendagri pun terdiam di depan podium sambil mengamati situasi yang memanas. Pimpinan sidang, Wakil Ketua DPR Pramono Anung, mencoba untuk menetralisir suasana. "Tolong interupsi ditahan dulu. Mendagri di sini sebagai wakil Presiden," kata Pramono. Namun ketegangan tak kunjung mereda. Mendagri tetap memberikan sambutan singkat. Intinya, ia berterima kasih kepada DPR karena telah menyelesaikan pembahasan RUU Parpol bersama pemerintah. Sambutan itu tak lebih dari semenit, dan Gamawan segera turun dari podium untuk menyerahkan draf RUU Parpol -- yang kini telah menjadi UU -- kepada pimpinan sidang. Tak berlama-lama, ia pun keluar dari ruang sidang. Di luar ruang sidang, Mendagri tampak geram. "Katanya negara demokrasi., lantas kenapa saya tidak boleh berbicara? Saya ini di sini karena ditugaskan oleh Presiden untuk berbicara!" kata mantan Gubernur Sumatera Barat itu tanpa tendeng aling-aling. "Saya kecewa! Saya tidak boleh bicara, tapi dia (anggota dewan) boleh bicara. Saya ini Menteri Dalam Negeri, maka saya wajib bicara! Pemerintah diam dibilang salah, mau menjelaskan juga salah!" kata Gamawan dengan nada tinggi.

Gamawan tak menampik apabila kemungkinan dirinya dijadikan sasaran tembak oleh lawan-lawan politiknya untuk di-reshuffle. "Saya tak takut. Tolong catat, saya punya harga diri!" kata sang menteri dengan emosi tinggi. Sebelumnya, saat pembukaan sidang paripurna, anggota DPR dari Fraksi PDIP, Arya Bima, sempat melontarkan kritikan pedas kepada Mendagri. Ia menilai Mendagri terlalu latah dan tidak bersikap negarawan karena mengatakan aksi puluhan ribu rakyat Yogya yang turun ke jalan pada 13 Desember kemarin, tidak mewakili aspirasi seluruh warga Yogya yang berjumlah jutaan. "Saudara tidak bisa melihat secara komprehensif. Ini menunjukkan kependekan akal Saudara!" kata Arya dalam interupsinya. Seandainya interupsi Arya tak dipotong pimpinan sidang, mungkin ia masih akan melontarkan rentetan kata-kata pedas lainnya. Sekjen PDIP sekaligus Ketua Fraksi PDIP, Tjahjo Kumolo, juga ikut mengecam Gamawan. "Mendagri sebagai pembina politik rupanya tak paham aspirasi politik, karena menafikan sikap politik DPRD Yogya yang sah. Apa dia mau mengebiri peran DPRD?" kata Tjahjo sebelum sidang paripurna dimulai. Mendagri pun menjawab segala kecaman yang ditujukan kepada dirinya itu. "Masyarakat Yogya kami hargai. Tapi kami juga punya konsep yang harus dihargai. Itulah demokrasi. Saya menghormati dan tidak pernah mengecam rakyat Yogya," ujarnya.

Sumber: vivanews.com; Kamis, 16 Desember 2010

Comments :

0 komentar to “Parpurna RUUK DIY; Politisi Senayan: Mendagri, Turun dari Podium”

Post a Comment