Download

google_language = ‘en’

HARI AIDS SEDUNIA; Selamatkan Ibu dan Bayi HIV/AIDS

Denpasar, Kompas - Sebuah langkah besar harus dilakukan masyarakat dan para pemangku kepentingan untuk mencegah meluasnya penularan virus HIV/AIDS. Optimalisasi fungsi dan peran klinik voluntary counseling test (VCT) serta pelaksanaan program preventing mother-to-child transmission (PMTCT) akan menyelamatkan lebih banyak kaum ibu rumah tangga dan bayi. Pesan itu mengemuka dalam perayaan Hari AIDS Sedunia di Parliamentary’s Group on MDGs DPD di Pantai Kuta, Badung, Bali, Rabu (1/12). Acara serupa digelar di Bandung dan Jakarta. Perwakilan dari Parliamentary’s Group on MDGs DPD, Rahmat Ginanjar, menyatakan, jumlah penderita HIV/AIDS di Tanah Air terus bertambah. Hal itu merupakan lampu kuning untuk mewaspadai peningkatan jumlah kasus ataupun penderita penyakit itu. ”Tugas pemerintah bersama pihak-pihak terkait, termasuk media massa, untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang HIV/AIDS, pencegahannya, hingga reduksi penularannya. Kita semua harus lebih waspada sekaligus sadar,” katanya. Peringatan diisi dengan sejumlah kampanye berupa penempelan stiker dengan pesan kampanye anti-HIV/AIDS pada sebuah tembok bertajuk Wall of Care AIDS yang diletakkan di pinggir Pantai Kuta. Para pelancong yang tengah rekreasi juga diajak berpartisipasi. Malamnya, digelar renungan dan konser musik. Di Legian, 2 kilometer arah utara Kuta, juga digelar malam renungan, dialog, sekaligus penggalangan dana untuk pendanaan penanggulangan masalah AIDS yang diselenggarakan Bali Rainbow Community. Optimalisasi fungsi dan peran klinik VCT serta pelaksanaan program PMTCT merupakan dua hal yang dinilai paling memungkinkan untuk menyelamatkan lebih banyak kaum ibu rumah tangga dan bayi dari AIDS. Pemerintah Provinsi Bali bertekad merampungkan program penyediaan klinik VCT di 114 puskesmas di seluruh Bali. Berdasarkan catatan Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi Bali, estimasi kasus HIV/AIDS di Bali hingga 2010 mencapai 7.000 kasus. Namun, total jumlah kasus yang dilaporkan ke KPA Provinsi Bali hingga Oktober 2010 hanya 3.778 kasus. Minimnya jumlah kasus yang dilaporkan diyakini sebagai fenomena gunung es.

Penemuan rendah

Sementara itu, pengurus Klinik Teratai, tempat terapi penderita HIV/AIDS, RS Hasan Sadikin Bandung, Teddy Hidayat, mengungkapkan, program penemuan dan konseling penderita HIV/ AIDS belum berjalan sesuai harapan. Hal itu terlihat dari masih tingginya jumlah penderita AIDS ketimbang HIV. ”Ini terjadi di banyak daerah. Padahal, jika penderita HIV bisa ditemukan lebih cepat, kemungkinan besar bisa menekan jumlah penderita AIDS,” kata Teddy. Dia mencontohkan kasus HIV/AIDS di Jabar hingga Juni 2010 sebanyak 5.536 orang; 2.148 orang menderita HIV dan 3.388 orang mengidap AIDS. Teddy mengharapkan peran serta pemerintah dan masyarakat untuk memperbanyak penemuan dan konseling, khususnya di lingkungan rentan HIV/AIDS, seperti kalangan pekerja seksual dan waria. Kepala Bidang Penyehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Jawa Barat Fita Rosemary mengatakan, ”Estimasi populasi rawan tertular HIV masih tinggi. Di Jawa Barat, hingga 2006 estimasinya 20.980 orang dan kemungkinan terus bertambah.” Dari pelayanan dan pemanfaatan klinik VCT, para pemangku kepentingan di daerah dapat melakukan evaluasi mengenai penanggulangan masalah ini. Pokja Humas dan Informasi KPA Provinsi Bali Prof I Nyoman Mangku Karmaya menyatakan, optimalisasi program PMTCT di kalangan ibu hamil positif HIV penting guna mengurangi risiko penularan HIV dari ibu ke bayi menjadi 1-3 persen. Tanpa program PMTCT, risiko penularan itu bisa mencapai sekitar 30 persen. Sementara di Banten, jumlah kasus HIV/AIDS terus naik. Hingga Oktober 2010, jumlah pengidap HIV/AIDS ada 1.749 orang—90 orang di antaranya meninggal dunia. (LUK/ BEN/CHE/CAS)

Sumber: Kompas, Kamis, 2 Desember 2010

Comments :

0 komentar to “HARI AIDS SEDUNIA; Selamatkan Ibu dan Bayi HIV/AIDS”

Post a Comment