Sumber: Antara, Jumat, 29 Oktober 2010
Jangan Takutkan "Bahasa Alay"
Ini Orang di Balik Gugatan Penangkapan SBY
Siapa John Wattilete?
Pria bernama lengkap Johannes Gerardus Wattilete lahir pada tahun 1955 di Belanda. Dia berdarah campuran dari ayah yang berasal dari Maluku Selatan dan ibunya yang orang Belanda. Pada 1983 dia lulus dari Katholieke Universiteit Nijmegen (Universitas Katolik Nijmegen). Sehari-hari ia bekerja sebagai advokat di firma hukumnya, Wattilete Advocaten di Amsterdam. Ia bergabung dengan organisasi pemuda Maluku di Belanda. Pada 1993 dia menjabat sebagai salah satu pengurus. Posisinya di RMS makin menanjak. Sejak tahun 1995 ia menduduki pos dalam kabinet sebagai Menteri Urusan Umum RMS. Pada tahun 1999 ia sempat pergi ke Indonesia, bahkan dua kali. Ia pergi sebagai delegasi RMS bersama pendeta Otto Matulessy. Pada 18 Oktober, mereka bertemu dengan Presiden Habibie. Dia juga sempat bertemu dengan Presiden Abdurrahman Wahid pada 16 Desember. Pertemuan itu terkait konflik Islam dan Kristen di Maluku. April 2003, John Watilete, menggantikan Pieter Thenu sebagai Perdana Menteri merangkap Wakil Presiden RMS. Pada April 2009, John Wattilete menggantikan Frans Tutuhatunewa yang telah berusia 85 tahun sebagai Presiden RMS. Dia pernah menyampaikan pernyataan yang 'sedikit melegakan' pemerintah Indonesia. Dalam wawancaranya dengan harian Belanda, Nederlands Dagblad, Wattilete menyatakan RMS tidak serta-merta memperjuangkan kemerdekaan Maluku Selatan. Kata dia, RMS sekarang bersedia menerima bentuk otonomi khusus seperti Aceh.
Belanda Masih Pandang
Ketua Komisi I bidang Pertahanan DPR Mahfudz Siddiq setuju dan mendukung keputusan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang menunda lawatan kerja ke Belanda. Bukan soal keamanan, Mahfudz menilai ini soal martabat bangsa. "Saya melihat, masih ada cara pandang di sejumlah kalangan Belanda yang melihat
Anas Urbaningrum: RMS 'Dipelihara' Belanda
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menunda kunjungan kenegaraan ke Belanda karena adanya ancaman tuntutan penangkapan yang diajukan pentolan Republik Maluku Selatan (RMS) di pengadilan. RMS diduga 'dipelihara' di Negara Kincir Angin itu. "Eksistensi RMS di Belanda sampai sekarang ini mengesankan "dipelihara" atau setidaknya diberi angin oleh pihak Belanda," kata Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum kepada VIVAnews.com, Selasa 5 Oktober 2010. Menurut Anas, Kementerian Luar Negeri dituntut segera meminta penjelasan dari Duta Besar Belanda di Jakarta. Belanda harus mengerti memahami harga diri, marwah, dan kedaulatan
Sumber: vivanews.com; 06-10-2010
Kunci Kedatangan Forlan Ada di Tangan Tabarez
Teki-teki kedatangan mantan pemain Manchester United itu juga belum dapat dipecahkan pihak BTN yang mengaku masih menunggu kabar dari sang pelatih
Calon Pemain Naturalisasi Masih Bimbang
Meski masih bimbang dalam mengambil keputusan untuk menjadi Warga Negara
'Pemain
Mewujudkan impian sang kakek menjadi motivasi John van Beukering membela Tim Nasional (Timnas)
Sumber: Vivanews.com, 06-10-2010